Cerita, Cinta, dan Kita

Sabtu, 27 September 2014

Penggalan Pujangga

Sejuk embun dipagi hari
Meraba kepenatan yang tersembunyi
Membaca segelintir kesalahan

Mungkin..
Hanyut terbawa ombak
Tergeletak terapung dilautan
Menghamtam karang
Diam…

Beribu makna tak berarti
Hingga akhir tak tersadari
Ya…
Hangatnya kini terasa

Pekat malam tertutup bintang
Tirai temaram yang mulai menjulur
Terbuka perlahan
Menampakkan kabar gembira

Penggalan kata para pujangga

Tak bermakna

-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More

Mohon Ampun

Gemerlap bintang bertabur di angkasa
Meniti jarak menuju pelita hati

Muara senja kian menipis
Berjingkrak menyambut rembulan

Bertalun – talun irama mentari menerpa
Seberkas cahaya menuju jendela
Membuka mata , membasuh wajah
Pagiku kian membuncah

Ingatkan waktu lalu ...

Menatap senja yang mulai menghitam
Pilu , menghiasi hidupku
Hiruk pikuk ku hantam tajam

Sayatan pena tak berguna
Beruntung tak mendalam
Menghadap Ilahi penuh rona

Mencari sang pencipta,

-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More

Inikah hati manusia?

Berluruskan iman
Bertempuh nurani
Lumuran dosa terbasuh basah
Pada tetesan air mata

Jatuh merantau nan jauh disana
Membawa segenggam mawar berduri
Putihnya yang kau tukar dengan merah
Hingga kini terus berubah – ubah

Tancapkan luka pada relung
Mengetuk hati insan yang dimabuk
Keindahan dunia sekitar

Mengasah pikiran demi titik terang
Bukit terjalpun mampu terlewati
Namun sungai jernih yang mengalir tenang
Tak kuasa ku taklukan

Begitu hati yang didera pilu
Resah datang tak kunjung berpamit
Rekahan melati yang kau bakar sepuasmu
Inikah hati manusia?

-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More

Inikah Negeriku?

Berkas cahaya masih memantul
Menawarkan kegembiraan dalam kemolekan dunia

Terpancar walau sedikit
Namun berarti…
Tersudut wajah – wajah lusuh
Berikan jiwa tak terpakai

Terkulai lemah diatas dipan
Melirik arah jam berputar
Berkutat dalam kepalsuan
Masih terasa kejujuran

Hati bergerak mengikuti
Melipur lara para pejuang
Menghampiri bebatuan
Menatap dalam

Inikah negeriku?

-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More

Mawar Merah

Cukupkah kudapati dirimu?
Indah mekar merahku
Diantara putihnya kehidupan
Kau nyata !!

Merahmu ku gapai
Namun tak mampu ku dapati
Sebelum tangan halus mendekat
Merah mengalir segera disela jemari

Mungkinkah merahmu itu aku?
Yang sulit didapati
Namun selalu menyakiti

Segera meraih, kau indah
Merah merekah indah dipandang
Oh…mawar merahku
Selalu kau alirkan tetesan darah
Tapi tetap kau berikah kebahagiaan
Pada setiap insan yang mendapatkanmu


-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More

Bunda

Malamku kau buat terang
Siangku kau buat bersinar
Senjamu menunjukkan lembayungku

Letihku kau lelapkan
Bahagiaku kau tangiskan
Dan dekapanmu mampu tepiskan sedihku

Dalam tangis doamu
Tak pernah lupa kau sebut namaku
Ucapkan harapanku
Menengadahkan tangan memohon ampun untukku

Kerapkali ku menyakitimu
Tetap kau berikanku senyuman tulus
Lembutnya tutur katamu
Selalu dapat meluluhkan hatiku

Penyemangat dalam jatuhku
Pembangkit dalam keputusasaanku
Petunjukku saat ku kehilangan arah
Sebagai penjelas dikala aku tak mengerti
Sebagai lilin penerang saat ku takut akan gelap

Semuanya selalu terarah padaku

-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More

Luka

Dalam malam ia datang
Mengundang Tanya di benakku
Kapankah ia ‘kan bersarang
Dan menjadi cahaya terangku

Mungkin kini kau belum mengerti
Meski bintang menjadi saksi
Karma belum saatnya kau untuk tahu
Bagaimana rasanya memendam luka hati yang perih

Dalam canda pasti ada tawa
Dalam duka pasti ada derai air mata

Bulan selalu datang dan pergi
Mengisi hari – hariku yang sepi
Aku tak ingin kau tahu
Bahwa aku terluka karnamu

-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More

#Akhelois, Ini Pesanku

Hai, Elpis!
Sampaikan pintaku pada Filotes
Untuk terus bersamaku hingga Ahanatos mendekatiku
Katakan pada Nyx untuk tak lagi menjatuhkan Hemera
Berjuta kerlip bintang dilangitmu, Zeus
Aku tetap sendiri menikmatinya
Berharap penuh pada Elpis untuk menegaskannya
Mengusapkan peluh lagi di dahiku
Mengupas segala kerinduan yang mengusik hati
Mengikat lagi tali kepalsuan dirajutanku
Menghempaskan lagi sang Hormes kehidupan
Oh…Hebe !
Cepatlah jabat tanganku
Yang sudah berbalur kebahagiaan
Apakah aku akan gila, hai Ate?
Jawablah kenikmatan nuraniku
Mengumpulkan lagi kenyataan yang pahit
Namun tak lagi terurai karena kau Morfeus!
Pistis, berkatilah kebenaran ini
Tangguhkan selalu pendirianmu
Agar tak lagi ada yang terlupa layaknya sang Adikia
Kumohon padamu, Eros
Berilah percikan cintamu dihatiku
Merona mengembang disetiap harinya
Menyatu dengan Eusebia
Pekat terasa hingga tak ingin lagi terlepas
Tenang….
Aku tak menyalahkanmu, Fitonus!
Kau begitu indah untuk dihadirkan

Karena kau bagian terpenting dari Eros sang Dewi Cinta

-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More

Dunia (Palsu)

Tangan – tangan kotor
Mulai beterbangan
Menjamah yang tak tersentuh
Menghakimi yang tak bersalah

Semangan membara
Membawa bara api tiang pondasi
Sejenak hancur dan membangun

Untuk apa kau beri bibit yang sempurna
Jika akhirnya kau rampas
Seluruh petikan itu

Dengan bangga
Berkaca penuh wibawa
Tak henti tersungging senyum penghinaan

Dalam deretan jemarimu
Tertumpah sejuta tetes peluh
Darah yang terus mengalir deras

Hingga kaupun tak perduli

-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More

Tanpa Judul 4

Satu hati ku jadikan jiwa
Penuh sesal raga ku serahkan
Entah kapan kan ku relakan
Saatnya nanti ku harus terima. . .

Pelangi suram penuh kesedihan
Tak nampak cahaya periangnya
Hingga jingganya berubah kelam

Indahnya kehidupan tak jua ku rasakan
Hingga hidup tak berbekal
Lekas menghilang dicambuk badai
Sampai kisah tak ingin berujung
Terus dan terus tertiup angin
Melambai penuh perih

Lekas terperih rasa ini
Jantung tak mau berhenti pada saatnya
Pergi ! bawalah pedih ini.

Sampai nanti kita bertemu dilain hari
Bermekaran bunga indah diwajah
Rona seri bahagia terpancar


nantikanlah ! tunggulah saat itu ....

-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More

Karena Ini (Hati)

Saat kau mulai membuka hati
Berarti kau bersiap untuk disakiti
Kau tak tahu bagaimana sakitnya dicintai
Dan indahnya dilukai

Sakit bisa kau anggap indah bila kau menikmatinya
Dan bisa tersiksa bila kau menganggap itu luka
Bukan untuk siapa yang dicintai,
Tapi untuk apa menyakiti?

Tinggalkan semua lelah yang membosankan ini
Ingin berlari sekencang mungkin
Menghindar menjauh karena kau telah membuka hati
Dan karena aku tak ingin menyimpan luka dihatimu

Menunda semua peristiwa yang terjadi

Aku tak bisa !

-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More

Dalam Genggamanmu

Ingin lagi mengulang yang telah lama terulang
Menyeka lagi derai air mata yang terusap
Menyatukan kisah yang berceceran

Awan hitam yang kian menghantui langit
Kini membuka celah untuk mentari bernafas
Membiarkan cahayanya menghilangkan kepenatan
Akankah selalu seperti ini?

Kembali menuju mesin waktu
Memutar jam yang terus berdentang melawan waktu
Aku disini, melihatmu yang selalu menatapnya

Kau yang berdiri disana,
Percepatlah langkahmu memilih jalan

Jangan biarkan hati menjadikanmu bimbang

-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More

Cinta

Mampu kau rangkai indah cintamu
Namun tak kuasa kau rangkai kata
Yang berlumat kebahagiaan

Sepi hadirmu disini
Tak dapat ku tempuh jarak tanpamu
Hangat dekapanmu yang selalu kurasa
Mampu mengusir malam gelapku
Hadirkan bintang hati dalam langitku

Rembulan pagi
Dan mentari senja
Melambaikan lembayungnya
Meniti langkah untuk pergi

Lukislah luka dengan cintamu

Hingga terasa indahnya goresan itu

-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More

Hujan Diawal April

Langit kembali membawaku mundur
Meresonansi  pikiran ke masa yang telah lewat
Membendungnya dan selalu menyimpannya
Hingga saatnya akan tertumpah ruah
Segala kenangan yang terbuang

Dalam rintik hujan yang turun membasahi
Pergi dan terurai bersama dengan semua kepedihan

Membalut luka yang kian menganga
Bersama dengan sebentuk senyuman penuh warna
Terjawab kesedihan yang terselip dalam riang
Memacu semangat yang semakin luntur
Membuka titik terang kehidupan

Membuka celah yang terus melebar
Kaki-kaki kecil yang dulu berlari
Dibatas jalan itu, melintas dihadapanku
Tawa-tawa riang tanpa beban

Semakin jauh berjalan
Merasuk memenuhi relung
Hingga tak lagi temui jalan kembali
Kenangan yang semakin hidup
Kian membuncah terpukul waktu

Aku rindu
Read More

Pulang

Kelam hari semakin terasa
Mungkin tak lagi ada bahagia
Lembayung senja sudah melambai
Menjemput kepingan hari yang tertinggal

Waktu kian menipis
Tak lagi ada kesempatan untuk mengulang
Sudah saatnya berpamitan
Tak akan mungkin lagi kembali

Sudahi hari,
Tutup mata dan bermimpilah
Disana kau akan dipertemukan
Dengan luka abadi yang membahagiakan

Aku kembali,
Menyusun derita yang sekian lama terurai
Merangkai lagi senyuman itu

Aku pergi...
Read More

Rangkulan Senja

Berkali-kali rintik hujan menghujam
Membuka lagi luka lama yang belum kering
Tajamnya pedang yang menghunus, terganti goretan pena yang memutus urat nadi

Sekali lagi menyapa pelangi
Membiarkan warnanya jatuh membasuh
Menyegarkan hati yang kelabu

Berharap kesekian
Nyanyian tanah berteman guruh
Menyepi, hilang bersama ditelaga air mata

Pintu yang masih tertutup
Berkarat untuk dibuka
Kabut selimuti kegundahan jiwa yang gelisah
Menyapu desiran luka yang berserakan
Hidup...
Menghidupkan rindu yang telah terkulai mati
Ditengah deburan ombak
Bernyanyi menyapa senja diujung mentari pasang

-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

Description

Seorang istri, anak, kakak, adik, dan pendidik.

About Me

Foto saya
Perempuan biasa yang tak pandai bicara

Friendship

Pageviews

About

Untaian kata yang tak pernah henti terurai. Huruf-huruf yang tersedak di tenggorokan, menutup muka untuk keluar. Semakin dalam, semakin sulit diungkapkan. Lewat tulisan aku menyapamu, lewat tulisan aku bercerita dan lewat tulisan aku mengenalmu.