Cerita, Cinta, dan Kita

Kamis, 19 Mei 2016

Perpisahan

Memang tegar tak semudah membalikkan telapak tangan. Setelah lama kau biarkan aku menggantungkan harapanku di pundakmu, akhirnya kau biarkan aku jatuh dan berusaha menyelamatkan diriku sendiri. Kenapa setelah aku terbiasa denganmu, dengan tega kau lepaskan aku, kau ingin mengajarkan ku menjadi wanita tegar? Ya, aku bisa. Tapi tak secepat itu. Masih berat bagi ku merelakanmu pergi dengan jalanmu, dan kau membiarkan ku berjalan di jalanku. Melihatmu yang kian menjauh dari pandangan. Rupanya memang sangat sulit masih bisa tersenyum di depanmu, masih bisa memaklumi segala kesibukanmu, masih bisa memberimu semangat agar kau tak merasa sendiri. Tapi aku? tak ada yang menguatkan, segalanya aku lakukan sendiri. Benarkah tak ada celah di sibukmu untukku? Benarkah aku memang tak bernilai untukmu? Selalu, setiap dalam sibukmu kau acuhkan ku. Kau tahu? Aku tidak setegar itu. Dan aku menyadarinya, ternyata aku bukan wanita tegar :)
Read More

Jumat, 13 Mei 2016

Yang Menantimu

Seberapa jauh pun kita melangkah ke arah yang berbeda, kita pasti akan bertemu
Pasti
Seburuk apapun masa lalumu
Sehina apapun masa laluku
Mari kita ciptakan masa depan yang lebih baik
Tinggalkan labirin kehidupan yang membuat pandangan buram
Langkahkan kaki ke taman penuh warna
Disana ada aku

Yang menantimu

-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More

Hanya Tentang Waktu

Berdirilah
Berjalan beriringan dengan masa depan
Tapi jangan biarkan dendam masa lalu memenuhi ruang hatimu
Berdamailah
Karena tak kan pernah ada masa depan tanpa masa lalu
Bahkan pelangipun pernah mengkhianati hujan
Tapi bukankah hujan tetap setia menunggu kedatangan pelangi?
Meskipun pelangi sering mengkhianati hujan, penghuni alam lebih menginginkan kehadiran pelangi
Kau tahu bagaimana hujan?
Ia tetap melimpahkan kebahagiannya meskipun seringkali dirutuk
Ia tak pernah lelah apalagi menyimpan dendam pada pelangi
Hujan yang selalu dirundung pilu
Menangis tersedu setiap waktu
Pelangi tak pernah tahu
Pelangi hanya tersenyum dalam ketidaktahuannya

Ironi bukan?

-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More

Entahlah

Kelam malam tak banyak bertutur
Hanya pekatnya yang mewakili
Relung ini entah pergi kemana
Ia menjangkau semua kemungkinan, hingga tak ada satupun yang di dapat
Tersudut dalam riuhnya dunia
Tak ada mata yang melihat, menoleh pun enggan
Seperti inikah dunia yang seharusnya kumiliki?
Tak tegakah Kau membiarkanku terkapar tanpa teman?
Sepi ini semakin merenggut jiwaku
Bertemankan pekat malam tanpa bintang
Bulanpun malu untuk menampakkan wajahnya
Cepatlah datang hai pagi

Aku menunggumu dibalik jendela kamar

-Hariyatunnisa Ahmad-
Read More

Rasa Ini

Rasanya beban ini terlalu berat di pundakku, penat sekali hidup ini. Kau tahu? dengan hanya melihatmu saja aku ingin sekali bersandar di pundakmu, diam meresapi nyamannya berada di pundakmu, tak perlu bicara hanya siapkan saja pundak dan dadamu untuk ku bersandar. Tapi, belakangan ini aku merasa aku selalu terlihat lemah di hadapanmu, sampai akhirnya aku urungkan niat untuk meminjam pundakmu, aku ingin terlihat tetap kuat untukmu, meskipun sebenarnya aku benar-benar ingin sekali menangis di pundakmu, bersandar selama yang aku perlukan.
Aku tahu, kau tidak hanya sebagai teman hidupku, tapi bagiku kau juga ayahku, kakakku, sahabat terbaikku, semuanya ada padamu. Aku benar-benar lelah, ingin rasanya beristirahat barang sejenak untuk melupakan semua penat yang menggantung di kepalaku, ingin meluapkan segala keluh kesahku padamu, ingin menangis sejadi-jadinya dalam pelukanmu. Tapi sekali lagi, aku urungkan niat itu, agar aku tidak selalu terlihat lemah di hadapanmu.
Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

Description

Seorang istri, anak, kakak, adik, dan pendidik.

About Me

Foto saya
Perempuan biasa yang tak pandai bicara

Friendship

Pageviews

About

Untaian kata yang tak pernah henti terurai. Huruf-huruf yang tersedak di tenggorokan, menutup muka untuk keluar. Semakin dalam, semakin sulit diungkapkan. Lewat tulisan aku menyapamu, lewat tulisan aku bercerita dan lewat tulisan aku mengenalmu.