Cerita, Cinta, dan Kita

Selasa, 14 Februari 2017

2017, Februari

Hari ini 1095 hari yang lalu, sore sekitar pukul 15.56 WIB 14 Februari 2014. Ditengah hujan abu yang masih menyelimuti pandangan, kita duduk berdampingan di kursi teras rumah. Lama terdiam, kau utarakan rasa yang sebenarnya kita pun masih tak yakin untuk merasa. Kita coba berjalan melangkah dengan baik untuk meninggalkan masa lalu. Dua mangkuk mie goreng telur yang masih hangat jadi saksi bahwa rasa antara kita masih tanda tanya. Tak lama kau ungkap rasa itu pada dunia dan mulai berdatangan pertanyaan yang memenuhi berandaku.
Perjalanan kita memang tak pernah mulus. Di jalanan pun masih banyak kita temukan lubang, bukan? Masih banyak kemacetan di mana-mana yang membuat arus lalu lintas tak berjalan lancar. Begitu pun dengan perjalanan yang kita tempuh. Sampai akhirnya tiga bulan berlalu, di tengah riuh malam pusat kota kita bersaksi tak saling mencinta. Tak terungkap, tapi jelas tersirat. Sama-sama kita mengatakan bahwa kita belum bisa untuk tidak menengok ke belakang, bayangannya masih jelas tergambar. Hal itu tak jua membuat kita menyerah, kita tetap bisa tertawa dengan sangat bahagia.
Memang benar pepatah yang mengatakan cinta datang karena terbiasa. Kita terbiasa menghabiskan waktu bersama sampai-sampai kita lupa, entah sejak kapan perasaan itu mulai muncul menyelimuti hati yang sepi. Ah, banyak sekali rupa-rupa kehidupanku bersamamu.
Terima kasih telah menjadikanku teman setia di hatimu.
Selebihnya ku harap bisa menjadi teman setia di hidupmu.
Selamat menempuh tahun keempat.

Selasa, 14 Februari 2017
17.24 WIB
Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

Description

Seorang istri, anak, kakak, adik, dan pendidik.

About Me

Foto saya
Perempuan biasa yang tak pandai bicara

Friendship

Pageviews

About

Untaian kata yang tak pernah henti terurai. Huruf-huruf yang tersedak di tenggorokan, menutup muka untuk keluar. Semakin dalam, semakin sulit diungkapkan. Lewat tulisan aku menyapamu, lewat tulisan aku bercerita dan lewat tulisan aku mengenalmu.