Cerita, Cinta, dan Kita

Rabu, 16 Maret 2016

Hujan untuk Senja

Created by Hariyatunnisa Ahmad
Prolog

            Jam dinding menunjukkan pukul 17.30, Reina mengelus perutnya manja sembari menatap langit di taman belakang rumah. “Senja ini cantik sekali, semoga kau juga akan secantik senja ini dan meneduhkan seperti jingganya” ujar Reina lembut. Tiba-tiba guntur datang saling bersahutan, bulir-bulir hujan mulai turun bergantian membasahi tubuh Reina. “Rei, masuklah. Jangan sampai kau kehujanan” teriak Endi, suami Reina.
            Lama mereka bercengkrama di depan televisi yang mempertontonkan acara komedi, jari-jemari yang menyatu diantara dua tubuh sepasang suami istri itu semakin erat merangkul satu sama lain. Jemari Reina semakin erat menggenggam Endi, mulutnya sedikit mengeluarkan suara rintihan menahan rasa sakit. “Kau kenapa?” tanya Endi. Reina tak menjawab, ia hanya meringis dan memegangi perutnya yang terasa sangat mulas.
            “Ya Tuhan! Jangan-jangan kau....” Endi memotong kata-katanya sendiri, dengan secepat kilat ia mengambil kunci mobil yang bertengger di dinding kamarnya. Dengan susah payah Endi mengeluarkan mobil dari garasi rumahnya, tubuhnya gemetaran, ia takut dan juga gugup. Endi membawa Reina ke dalam mobil dan mengantarnya ke rumah sakit terdekat.
            Sampai di ruang persalinan, Reina semakin merintih kesakitan. Endi tak sanggup melihat Reina menahan rasa sakitnya sendirian. Peluh bercucuran menghiasi  wajah cantik Reina. Diluar sana, hujan semakin deras menjatuhi tanah, gemuruh bersahutan tak memberi jeda. Wajah Endi terlihat pucat, wajah Reina lebih pucat. Semuanya menunggu akan kehadiran buah hati yang ditunggu-tunggu selama ini, buah cinta Reina dan Endi yang pertama.
            Menurut dokter, janin yang ada dalam kandungan Reina adalah seorang putri cantik nan jelita. Ya, jenis kelaminnya perempuan. “En...di...” lirih suara Reina memanggil Endi yang berdiri di sampingnya, menemaninya sedari tadi. “Iya sayang. Sedikit lagi, kau pasti bisa. Putri jelita ingin melihat wajah cantik yang melahirkannya” ucap Endi dengan tenang meski terlihat raut wajahnya menggambarkan ketakutan.
Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

Description

Seorang istri, anak, kakak, adik, dan pendidik.

About Me

Foto saya
Perempuan biasa yang tak pandai bicara

Friendship

Pageviews

About

Untaian kata yang tak pernah henti terurai. Huruf-huruf yang tersedak di tenggorokan, menutup muka untuk keluar. Semakin dalam, semakin sulit diungkapkan. Lewat tulisan aku menyapamu, lewat tulisan aku bercerita dan lewat tulisan aku mengenalmu.