Cerita, Cinta, dan Kita

Kamis, 16 April 2020

Malam, jangan cepat pergi

Seringkali saat malam datang dan mata belum ingin terpejam. Hal yang pasti ku lakukan adalah memandang wajah teduhmu yang damai. Sesekali diiringi suara dengkuran halus yang menandakan betapa lelahnya dirimu. Dalam hening air mataku sering mengalir tanpa perintah saat ku pandangi wajahmu yang lelap. Teriring doa di setiap malamku untukmu, imamku.
Menjalani hari bersamamu terkadang lelah. Lelah untuk terus tertawa, bahkan sampai harus menangis akibat tingkah lucu mu yang seringkali tak masuk di akal.
Aku mencintaimu dalam bangun dan tidurmu, sayang. Terkadang menatap wajahmu saat terlelap membuatku sedikit terkekeh, mengingat tingkah lakumu hari ini yang membuatku merasa konyol. Aku seperti mereview hari bersamamu. Ingin mengusap lembut pipimu, tapi aku takut akan mengganggu tidurmu.
Bahagia bisa melihatmu tidur dengan nyenyak di sampingku, setelah segala usaha yang kau lakukan untukku agar selalu bahagia. Aku tahu, kau pasti lelah. Diam-diam ku telisik guratan lelahmu, sayang. Terima kasih untuk terus berusaha membuatku tertawa, membuatku bahagia, membuatku bisa bertingkah layaknya balita.
Bersabarlah selalu untuk mendidikku menjadi istri yang baik, jangan pernah lelah membimbingku untuk menjadi istri yang sholehah. Teruslah membersamaiku sampai kita kembali dipertemukan Allah di jannah-Nya.

Yogyakarta, 16 April 2020
23.45 WIB
Read More

Jumat, 10 April 2020

Kembalilah Bumiku


Langit berabu kian membisu
Diam bergetar menghentak seisi bumi
Menyusuri kelamnya sudut-sudut bumi
Mengiringi mereka yang kembali ke bumi

Waktu terus berjalan tanpa henti
Tak memberi ampun siapapun yang ingin berhenti
Skenario suram sudah dimulai saat ini

Mereka yang dulu menantang langit
Kian menunduk menatap tanah yang basah
Satu persatu bumi mulai memilah
Sesiapa yang membuat lelah akan kembali ke tanah

Langit kelabu kini membiru
Riuh jalanan kini tinggal kenangan
Kecamuk masa lalu semakin menggebu
Memori indah masih rapi tersimpan

Sudahlah wahai bumi
Kami sudah mengakui
Terlampau banyak dosa yang tertanam dalam hati
Maafkan kami, manusia-manusia yang tak tahu diri
Aku tak mau berdiri diantara mereka yang mati

-Hariyatunnisa Ahmad-
Yogyakarta, 10 April 2020
22.30 WIB
Read More

Minggu, 05 April 2020

Surat Cinta Untuk Suamiku


Teruntuk suamiku,
Pernikahan kita mungkin orang bilang "baru seumur jagung", tapi jika dihitung sejak kita mulai dekat 6 tahun lalu, kau masih sama. Kau masih sama dengan segala kejahilanmu, sikapmu yang menyebalkan, terkadang membuat jengkel. Selain itu, kau tak pernah lupa untuk membuatku tertawa setiap hari, ada saja tingkah konyolmu yang membuatku terpingkal.
Suamiku, selama 6 tahun mengenalmu, aku selalu menyadari bahwa aku beruntung bisa dipersunting olehmu. Aku sering berulah, sikapku yang mungkin saja bisa membuatmu marah. Jika ku ingat-ingat lagi sikapku padamu, aku terkadang tak percaya. Bisakah aku semenyakitkan itu padamu? Tapi nyatanya memang iya dan kau tak pernah marah, sekalipun. Aku selalu ingat wajahmu yang tak pernah mengeras, suaramu yang tak pernah meninggi, dan tatapanmu yang selalu lembut. Kau selalu jadi pemenang dalam setiap emosi. Sedangkan aku? Hanya bisa jadi pecundang.
Suamiku, setiap hari kau selalu membuatku bahagia dan aku tak pernah absen menyakiti hatimu, walaupun sehari. Maafkan istrimu ini ya. Kau, tameng terkuat yang selalu bisa melindungiku. Setiap hari kau tak pernah memintaku untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. "Gak apa-apa, nanti aja" katamu setiap kali aku mengeluh capek.
Suamiku, terima kasih karena kau selalu belajar untuk mengerti, tidak pernah memaksa, bahkan selalu memberi apa yang aku pinta. Tiada kata lelah di benakmu, untukku. Apapun kau lakukan, hanya karena tak ingin ada air mata mengalir di pipiku.
Suamiku, aku tahu. Setiap kali aku menangis, hatimu hancur. Aku tahu dari sorot matamu dan suaramu yang melemah. Sigap kau memelukku. Aku tahu, kau hanya ingin aku bahagia dan tertawa.
Takkan habis kata-kata yang ku rangkai untuk mendeskripsikanmu, wahai suamiku. Aku hanya bisa bersyukur pada Tuhan, karena Ia telah menyatukan kita.

Yogyakarta, 05 April 2020
23.17 WIB
Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

Description

Seorang istri, anak, kakak, adik, dan pendidik.

About Me

Foto saya
Perempuan biasa yang tak pandai bicara

Friendship

Pageviews

About

Untaian kata yang tak pernah henti terurai. Huruf-huruf yang tersedak di tenggorokan, menutup muka untuk keluar. Semakin dalam, semakin sulit diungkapkan. Lewat tulisan aku menyapamu, lewat tulisan aku bercerita dan lewat tulisan aku mengenalmu.