Memori-memori itu terus berdatangan
Membentuk sebuah kenangan
Kini duka hanyalah luka
Aku belum tahu bagaimana cara untuk bangkit kembali
Pertahanan ini luruh, hatiku sudah hancur
Separuh kebahagiaanku hilang
Hidup ini terasa hampa tanpa kehadiranmu
Aku rindu, pak
Mengingat semua hal tentangmu membuatku kembali jatuh
Aku terbiasa denganmu
Dipeluk dan dicium dengan manja layaknya anak kecil
Aku masih ingin bertemu
Berkeluh kesah dan tertawa lagi bersamamu
Sungguh aku tersiksa, pak
Rindu ini sudah kehilangan tuannya
Tidak tahu dimana harus menepi
Hanya lantunan doa dalam tangisan yang bisa ku lakukan
Aku rindu, itu saja
Yogyakarta, 05 Desember 2020
10.45 WIB
Read More
Aku ingin menghilang
Aku ingin menjadi serpihan debu yang melayang dihempas angin
Lalu dilupakan dan tak kembali
Aku ingin menghilang
Menyatu dengan alam dalam diam
Memejamkan mata dan terbang bersama burung di udara bebas
Aku ingin menghilang
Mendekam mereka yang tak bisa diam
Membunuh kata yang terlontar tanpa permisi
Aku sudah lelah
Ingin lekas menghilang dan terlupakan
Yogyakarta, 20 Oktober 2020
11.06 WIB
Read More
Beribu rencana siap dikibarkan
Namun segalanya terpatahkan atas dasar ketidaksabaran dan tuntutan
Aku hanya manusia biasa yang tidak bisa lepas dari kekurangan
Aku juga seorang pekerja yang memiliki caraku sendiri dalam bertindak
Aku bukan balita yang harus diajarkan bagaimana itu A, B, atau C
Bila memang tidak bisa untuk membantu
Mohon untuk tidak memberatkan
Semua usaha dan kerja keras terasa sia-sia
Tak ada apresiasi maupun sekedar senyuman bahagia
Tak bernilai semua yang telah ku lakukan
Karena bagimu, aku terlalu banyak kekurangan
Dan harus kau yang meluruskan agar tidak ada lagi kekurangan dari diriku
Tapi kau lupa, bahwa aku adalah manusia.
Yogyakarta, 25 September 2020
14.27 WIB
Read More
Terlalu dini untuk menghadapi ini semua
Sepertinya aku tidak pantas berada di lingkaran ini
Batinku tersiksa, hatiku hancur
Dunia yang seperti ini bukan dunia yang aku inginkan
Pikiran-pikiran jenuh terus menekan batinku
Entah, apakah aku kuat sampai nanti berada di garis finish
Atau justru aku menyerah dan memilih berbalik arah
Habis air mata ini
Tak ada satupun yang ingin mengerti
Sebenarnya aku tidak tahu ingin menjadi apa aku ini
Hingga akhirnya memilih mencoba dan terjerumus di dalamnya
Aku ingin menyerah
Tak sanggup menaklukan rintangan dunia
Aku lelah...
Yogyakarta, 15 Juli 2020
05.49 WIB
Read More
Aku lelah
Bila hanya aku yang mencoba
Tidak ada kepuasan dalam hati ini
saat melihatmu melakukannya
Aku sudah tidak di lingkaran masa kecil
Aku mengerti,
Melihat dan memahami setiap gerakmu
Ternyata bukanlah yang kau inginkan
Aku menyerah
Bila hanya aku yang mencoba
Ada aku dan kamu, bukan hanya aku ataupun hanya kamu
Kita harus mencobanya dengan tekad yang kuat
Bilamana hasilnya tak sesuai harapan
Aku takkan mengalah
Aku takkan mundur
Aku menyerah
Untuk terus memacu mu dalam kesungguhanku
Aku menyerah
Untuk terus memaksa mu dalam keinginanku
Aku menyerah
Untuk terus mengajakmu berjalan bersamaku
Yogyakarta, 07 Juli 2020
08.36 WIB
Read More
Disana, akan ku tunjukkan satu tempat yang belum pernah kau lihat
Mari bersembunyi dan menghilang dari keramaian dunia
Kita dengan mereka tak sama, begitu juga aku denganmu
Tak perlu kita melihat mereka
Habiskan saja dulu kecewamu,
setelah itu pegang tanganku dan kita kembali berlari
Hadapi dunia yang kejam tak berbelas kasih
Kita sudah kehabisan air mata untuk menangis
Kita sudah kehabisan kata untuk mengeluh
Sudahi saja
Biarkan semua terjadi sebagaimana mestinya
Aku selalu bersamamu.
Yogyakarta, 01 Juli 2020
10.49 WIB
Read More
Aku sudah muak terpenjara dalam lingkaran kebohongan dengan dalih pertemanan. Aku bosan dengan semua narasi yang kau karang. Bila memang sudah tak ada lagi tautan dalam hati kita, pergilah cari tempat yang membuatmu nyaman. Aku tidak lagi mau terus mengikutimu, lelah menapaki jejak yang kau tinggalkan di sepanjang jalan.
Mungkin kau tahu, bagaimana rasanya jika yang lain dapat berbicara denganmu atas apa yang mereka ketahui, sedang aku hanya berpura-pura menjadi si tuli dan si bisu atas apa yang kalian bicarakan.
Aku bukan orang yang dengan mudahnya berteman, bisa kau hitung berapa temanku. Bahkan yang kau bilang teman baikku pun bisa kau hitung hanya dengan 5 jari. Sampai saat ini aku pun tak tahu, masihkah kau menjadi teman baikku?
Teman bukan Tuhan yang tahu segalanya tentangmu, teman juga bukan malaikat yang terus mencatat segala yang kau perbuat. Bagimu, seperti apakah teman itu? Apakah aku masuk dalam definisi teman yang kau buat?
Salah satu kekuranganku adalah tak bisa menyembunyikan "ketidaksukaan" pada sesuatu ataupun siapapun. Aku sering menyakiti setelah aku merasa tidak lagi dihargai, tidak lagi dianggap keberadaanku. Aku tidak peduli, karena seperti itulah caraku menunjukkan ketidaksukaanku padamu. Dan hal inilah yang masih menjadi PR bagiku setiap harinya untuk terus berbenah diri.
Sudahlah, aku sudah tak mau tau apapun lagi tentangmu. Aku muak dengan semua kebodohan yang mengatasnamakan teman.
Ceritamu milikmu, ceritaku milikku.
Yogyakarta, 25 Mei 2020
11.27 WIB
Read More
Senja belum berpulang
Hari masih belum berganti
Urutan peristiwa hari ini masih mengenang
Aku menjadi pribadi lusuh yang tak tahu diri
Mengukur nikmat dengan jemari di tangan
Tak ingat dengan apa yang sudah dicapai
Aku menggusur kenangan dengan tangis yang tak reda
Aku, manusia hina yang selalu menghitung derita
Berjuta cara ditunjukkan
Namun aku tetap bergeming
Meluluhlantakkan bingkai nikmat yang terpampang lebar
Dusta hati ini melihat mereka bahagia
Sedang aku, masih direndam pilu
Yogyakarta, 15 Mei 2020
9.04 WIB
Read More
Seringkali saat malam datang dan mata belum ingin terpejam. Hal yang pasti ku lakukan adalah memandang wajah teduhmu yang damai. Sesekali diiringi suara dengkuran halus yang menandakan betapa lelahnya dirimu. Dalam hening air mataku sering mengalir tanpa perintah saat ku pandangi wajahmu yang lelap. Teriring doa di setiap malamku untukmu, imamku.
Menjalani hari bersamamu terkadang lelah. Lelah untuk terus tertawa, bahkan sampai harus menangis akibat tingkah lucu mu yang seringkali tak masuk di akal.
Aku mencintaimu dalam bangun dan tidurmu, sayang. Terkadang menatap wajahmu saat terlelap membuatku sedikit terkekeh, mengingat tingkah lakumu hari ini yang membuatku merasa konyol. Aku seperti mereview hari bersamamu. Ingin mengusap lembut pipimu, tapi aku takut akan mengganggu tidurmu.
Bahagia bisa melihatmu tidur dengan nyenyak di sampingku, setelah segala usaha yang kau lakukan untukku agar selalu bahagia. Aku tahu, kau pasti lelah. Diam-diam ku telisik guratan lelahmu, sayang. Terima kasih untuk terus berusaha membuatku tertawa, membuatku bahagia, membuatku bisa bertingkah layaknya balita.
Bersabarlah selalu untuk mendidikku menjadi istri yang baik, jangan pernah lelah membimbingku untuk menjadi istri yang sholehah. Teruslah membersamaiku sampai kita kembali dipertemukan Allah di jannah-Nya.
Yogyakarta, 16 April 2020
23.45 WIB
Read More
Langit berabu kian membisu
Diam bergetar menghentak seisi bumi
Menyusuri kelamnya sudut-sudut bumi
Mengiringi mereka yang kembali ke bumi
Waktu terus berjalan tanpa henti
Tak memberi ampun siapapun yang ingin berhenti
Skenario suram sudah dimulai saat ini
Mereka yang dulu menantang langit
Kian menunduk menatap tanah yang basah
Satu persatu bumi mulai memilah
Sesiapa yang membuat lelah akan kembali ke tanah
Langit kelabu kini membiru
Riuh jalanan kini tinggal kenangan
Kecamuk masa lalu semakin menggebu
Memori indah masih rapi tersimpan
Sudahlah wahai bumi
Kami sudah mengakui
Terlampau banyak dosa yang tertanam dalam hati
Maafkan kami, manusia-manusia yang tak tahu diri
Aku tak mau berdiri diantara mereka yang mati
-Hariyatunnisa Ahmad-
Yogyakarta, 10 April 2020
22.30 WIB
Read More
Teruntuk suamiku,
Pernikahan kita mungkin orang bilang "baru seumur jagung", tapi jika dihitung sejak kita mulai dekat 6 tahun lalu, kau masih sama. Kau masih sama dengan segala kejahilanmu, sikapmu yang menyebalkan, terkadang membuat jengkel. Selain itu, kau tak pernah lupa untuk membuatku tertawa setiap hari, ada saja tingkah konyolmu yang membuatku terpingkal.
Suamiku, selama 6 tahun mengenalmu, aku selalu menyadari bahwa aku beruntung bisa dipersunting olehmu. Aku sering berulah, sikapku yang mungkin saja bisa membuatmu marah. Jika ku ingat-ingat lagi sikapku padamu, aku terkadang tak percaya. Bisakah aku semenyakitkan itu padamu? Tapi nyatanya memang iya dan kau tak pernah marah, sekalipun. Aku selalu ingat wajahmu yang tak pernah mengeras, suaramu yang tak pernah meninggi, dan tatapanmu yang selalu lembut. Kau selalu jadi pemenang dalam setiap emosi. Sedangkan aku? Hanya bisa jadi pecundang.
Suamiku, setiap hari kau selalu membuatku bahagia dan aku tak pernah absen menyakiti hatimu, walaupun sehari. Maafkan istrimu ini ya. Kau, tameng terkuat yang selalu bisa melindungiku. Setiap hari kau tak pernah memintaku untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. "Gak apa-apa, nanti aja" katamu setiap kali aku mengeluh capek.
Suamiku, terima kasih karena kau selalu belajar untuk mengerti, tidak pernah memaksa, bahkan selalu memberi apa yang aku pinta. Tiada kata lelah di benakmu, untukku. Apapun kau lakukan, hanya karena tak ingin ada air mata mengalir di pipiku.
Suamiku, aku tahu. Setiap kali aku menangis, hatimu hancur. Aku tahu dari sorot matamu dan suaramu yang melemah. Sigap kau memelukku. Aku tahu, kau hanya ingin aku bahagia dan tertawa.
Takkan habis kata-kata yang ku rangkai untuk mendeskripsikanmu, wahai suamiku. Aku hanya bisa bersyukur pada Tuhan, karena Ia telah menyatukan kita.
Yogyakarta, 05 April 2020
23.17 WIB
Read More
Description
Seorang istri, anak, kakak, adik, dan pendidik.