Cerita, Cinta, dan Kita

Minggu, 05 April 2020

Surat Cinta Untuk Suamiku


Teruntuk suamiku,
Pernikahan kita mungkin orang bilang "baru seumur jagung", tapi jika dihitung sejak kita mulai dekat 6 tahun lalu, kau masih sama. Kau masih sama dengan segala kejahilanmu, sikapmu yang menyebalkan, terkadang membuat jengkel. Selain itu, kau tak pernah lupa untuk membuatku tertawa setiap hari, ada saja tingkah konyolmu yang membuatku terpingkal.
Suamiku, selama 6 tahun mengenalmu, aku selalu menyadari bahwa aku beruntung bisa dipersunting olehmu. Aku sering berulah, sikapku yang mungkin saja bisa membuatmu marah. Jika ku ingat-ingat lagi sikapku padamu, aku terkadang tak percaya. Bisakah aku semenyakitkan itu padamu? Tapi nyatanya memang iya dan kau tak pernah marah, sekalipun. Aku selalu ingat wajahmu yang tak pernah mengeras, suaramu yang tak pernah meninggi, dan tatapanmu yang selalu lembut. Kau selalu jadi pemenang dalam setiap emosi. Sedangkan aku? Hanya bisa jadi pecundang.
Suamiku, setiap hari kau selalu membuatku bahagia dan aku tak pernah absen menyakiti hatimu, walaupun sehari. Maafkan istrimu ini ya. Kau, tameng terkuat yang selalu bisa melindungiku. Setiap hari kau tak pernah memintaku untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. "Gak apa-apa, nanti aja" katamu setiap kali aku mengeluh capek.
Suamiku, terima kasih karena kau selalu belajar untuk mengerti, tidak pernah memaksa, bahkan selalu memberi apa yang aku pinta. Tiada kata lelah di benakmu, untukku. Apapun kau lakukan, hanya karena tak ingin ada air mata mengalir di pipiku.
Suamiku, aku tahu. Setiap kali aku menangis, hatimu hancur. Aku tahu dari sorot matamu dan suaramu yang melemah. Sigap kau memelukku. Aku tahu, kau hanya ingin aku bahagia dan tertawa.
Takkan habis kata-kata yang ku rangkai untuk mendeskripsikanmu, wahai suamiku. Aku hanya bisa bersyukur pada Tuhan, karena Ia telah menyatukan kita.

Yogyakarta, 05 April 2020
23.17 WIB

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Description

Seorang istri, anak, kakak, adik, dan pendidik.

About Me

Foto saya
Perempuan biasa yang tak pandai bicara

Friendship

Pageviews

About

Untaian kata yang tak pernah henti terurai. Huruf-huruf yang tersedak di tenggorokan, menutup muka untuk keluar. Semakin dalam, semakin sulit diungkapkan. Lewat tulisan aku menyapamu, lewat tulisan aku bercerita dan lewat tulisan aku mengenalmu.