Cerita, Cinta, dan Kita

Kamis, 12 Juni 2014

Sebuah Tanya

“Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
Sambil membenarkan letak leher kemejaku”
Kabut tipis pun turun pelan – pelan di lembah kasih
Lembah mandala wangi
Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan – hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin
“Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
Lampu – lampu berkelipan di Jakarta yang sepi
Kota kita berdua
Yang tua dan terlena dalam mimpinya
Kau dan aku berbicara
Tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti Jakarta kita
“Apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu.
Kita begitu berbeda dalam semua kecuali dalam cinta?”
Haripun menjadi malam
Kulihat semuanya menjadi muram
Wajah – wajah yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti
Seperti kabut pagi itu
“Manisku, aku akan jalan terus

Membawa kenangan – kenangan dan harapan – harapan bersama hidup yang begitu biru”

-Soe Hok Gie-
Diberdayakan oleh Blogger.

Description

Seorang istri, anak, kakak, adik, dan pendidik.

About Me

Foto saya
Perempuan biasa yang tak pandai bicara

Friendship

Pageviews

About

Untaian kata yang tak pernah henti terurai. Huruf-huruf yang tersedak di tenggorokan, menutup muka untuk keluar. Semakin dalam, semakin sulit diungkapkan. Lewat tulisan aku menyapamu, lewat tulisan aku bercerita dan lewat tulisan aku mengenalmu.