Sesak terasa peluh terurai
Disetiap nafasmu tersebut namaku
Dalam usaha kau berdo’a
Tetap menjadikanku yang terbaik
Gersang tanahpun mampu kau lembapkan
Lelah yang mendera takkan menghalangimu
Disetiap tetes keringatmulah aku hidup
Kerasnya perjalanan
Mampu mengikis tenagamu
Namun kerasnya diriku
Takkan mengikis cintamu
Dalam tidurmu tersirat letih
Menandakan pada tubuhmu yang lemah
Lelapmu , bahagiaku
Mampu melihatmu tertawa dan tersenyum
Itulah pelitaku…
-Hariyatunnisa Ahmad-