Cerita, Cinta, dan Kita

Minggu, 19 Agustus 2018

(Jangan) Lagi

Mungkinkah aku menjadi seorang yang munafik atas perasaanku sendiri?
Ada pepatah, "jangan berpaling pada yang lebih sempurna karna saat itu juga kau akan kehilangan yang terbaik". Pertanyaanku, siapa yang sempurna? Siapa yang terbaik? Aku buta akan hal itu, atau mungkin aku pura-pura buta.
Sedari dulu aku selalu menyangkal, aku merasa pikiran dan hatiku sudah seirama, tapi nyatanya aku salah. Ada yg bergetar di dalam sana, namun aku berusaha menutup mata. Semunafik inikah aku merasa ditinggalkan saat melihat kau bahagia bersama dengan yang lain?
Tidak. Aku pun sudah tak pantas untukmu, bahkan tak pantas untuk diperjuangkan. Jari jemariku sudah bergetar sejak lama menghitung tiap-tiap dosa yang telah ku perbuat. Adakah hati ini masih pantas untuk mengharapkan yang terbaik? Masihkah cinta terlihat suci setelah sekian banyak adegan yang mengharuskan ku jatuh dalam lumbung dosa?
Sudahlah. Cukup aku merasa bahagia kau bisa bersamanya. Aku sudah tak pantas untuk kau perjuangkan. Biarkan diri ini bahagia dengan para setan yang menari di hadapan malaikat yang menutup matanya karena malu.
Semunafik itukah aku?

Surakarta, 19 Agustus 2018
Pukul 21.54 WIB

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Description

Seorang istri, anak, kakak, adik, dan pendidik.

About Me

Foto saya
Perempuan biasa yang tak pandai bicara

Friendship

Pageviews

About

Untaian kata yang tak pernah henti terurai. Huruf-huruf yang tersedak di tenggorokan, menutup muka untuk keluar. Semakin dalam, semakin sulit diungkapkan. Lewat tulisan aku menyapamu, lewat tulisan aku bercerita dan lewat tulisan aku mengenalmu.