Tuhan menganugerahkan mu sebuah mulut beserta lidahnya. Bila memang sulit berbicara maka diam (mungkin) merupakan jawaban. Menurutmu. Beranilah. Jangan jadi pengecut yang bersembunyi di balik diam. Kau mengenalku, kau mengerti dengan baik bagaimana diriku, tak apa bukan jika kau berbicara yang sebenarnya padaku?
Terimakasih bila kau mengira hal tersebut akan menyakitkan ku, sehingga kau lebih memilih untuk diam. Tapi aku pun bukan Tuhan yang bisa mengetahui isi hati setiap manusia, aku butuh sesuatu untuk dijelaskan.
Bolehkah aku bersikap antagonis sekali ini? Bukan, bukan karena aku merasa akulah yang paling benar, akulah orang terbaik. Kau tahu bagaimana rasa jengah menyergapmu? Jangan biarkan rasa itu datang padaku, dan aku berbalik arah dari pandanganmu. Aku masih temanmu.
Manusia bukanlah pajangan dinding yang bisa diabaikan, hatinya diciptakan oleh Tuhan, karenanya sangatlah kuat. Bukan berarti hati yang kuat, bisa kau perlakukan semaumu, bisa kau iris setiap kau merasa sakit, bisa kau lempar jika kau sedang marah, bisa kau injak-injak jika kau merasa terhina.
Kau cerdas, aku percaya. Maka dari itu aku pun percaya kau bisa menyelesaikannya dengan cerdas.
Diam itu Pengecut
9:11:00 PM
No comments
0 komentar:
Posting Komentar