Cerita, Cinta, dan Kita

Kamis, 09 Februari 2023

Mati

 Merasa terlalu berat untuk semua yang sedang dijalani. Aku yang terbiasa dibantu dengan dua pasang kaki yang gagah, kini tersisa satu pasang. Jalanku sudah pincang, tidak ada pengganti untuk sepasang kaki yang telah hilang.

Terkadang merasa tak sanggup untuk menjalani kehidupan yang sama sekali bukanlah aku di dalamnya. Kehidupanku adalah orang lain yang menjalankannya, aku sudah kehilangan diriku sejak lama. Sejak hari itu, mendung dan gelap tanpa celah, rintik hujan yang tajam menghujam butiran tanah yang ditapaki. Aku sudah hilang, lama hilang.

Bahkan diriku sendiri tidak mampu mencari keberadaan diriku sendiri. Ragaku masih tegak berdiri menjalani kehidupan yang abu-abu, namun jiwaku sudah ikut terkubur dalam dinginnya tanah kubur di bawah nisanmu. Layaknya mayat tak berjiwa, berjalan di atas bumi entah siapa.

Aku lelah menjalani kehidupan yang sama sekali bukan aku di dalamnya. Hati dan pikiranku sudah terlanjur hancur tak bersisa, bahkan mungkin tertiup angin dan hilang dalam tenang. Aku tidak tahu, kehidupan siapa yang kini ku jalani. Aku tidak tahu, peran siapa yang sedang ku mainkan. Aku tidak tahu, jiwa siapa yang bersemayam dalam raga ini.

Read More

Rabu, 05 Mei 2021

Aku Kembali

Setiap kembali, rasanya aku seperti kehilanganmu berkali-kali

Aku masih ingat kau selalu datang menjemput jam berapapun aku tiba, selelah apapun harimu

Terduduk di kursi tunggu seorang diri sejak satu jam sebelum kedatanganku

Senyum terukir di wajahmu saat kau melihatku turun dari sebuah gerbong kereta

Tatapan penuh syukur dan bahagia terpancar selama kau melihatku berjalan ke arahmu

Tanganmu sudah terbuka seolah-olah siap memelukku dari kejauhan

Pelukan erat yang kau sematkan di tubuhku, mengelus punggungku sembari berucap syukur


Aku masih mengingatnya

Ramadhan dua tahun lalu kau yg terbaring di ranjang rumah sakit karena tubuhmu yang luar biasa melemah

Kau selalu bertanya kapan aku akan pulang

Disaat kau tak mampu menggerakkan tubuhmu sendiri berhari-hari

Malam itu, aku datang melihatmu

Tanpa aba-aba dengan kekuatanmu sendiri kau menopang tubuhmu untuk duduk

Semua yang menyaksikan tak percaya atas kekuatan rindumu padaku

Seperti biasa, tanganmu terbuka ingin memelukku

Pelukan erat yang tak bisa menahan muara tangismu kian mendesak hatiku

Baru ku tahu, inilah rindu seorang ayah pada putrinya, rindu menggebu yang tak tertahankan


Aku masih mengingatnya

Ramadhan tahun lalu kau tak pernah bosan bertanya kapan aku akan pulang

Setiap hari selalu ingin mendengar suaraku

Maafkan keterbatasanku sebagai seorang pekerja, juga jarak dan pandemi yang tak mereda yang akhirnya kita tak bisa bersama

Sampai pada hari kau ingin berpulang, kau masih bertanya kapan aku akan pulang

Rindu ingin bertemu, katamu

Namun, lagi-lagi aku tak memenuhi keinginanmu

Sampai akhirnya aku kembali, namun yang ku lihat hanyalah gundukan tanah yang sudah menguburmu rapat


Aku masih mengingatnya

Ramadhan tahun ini kau telah tiada

Fisikmu memang telah hilang dari pandanganku

Namun kasih sayangmu masih terasa dihidupku

Senyum dan perhatianmu masih tergambar jelas di pikiranku

Dan rindumu, masih melekat di hatiku


Hari ini aku kembali

Dan aku kehilanganmu lagi

Read More

Sabtu, 05 Desember 2020

Rindu Tak Bertuan

Memori-memori itu terus berdatangan

Membentuk sebuah kenangan

Kini duka hanyalah luka

Aku belum tahu bagaimana cara untuk bangkit kembali


Pertahanan ini luruh, hatiku sudah hancur

Separuh kebahagiaanku hilang

Hidup ini terasa hampa tanpa kehadiranmu


Aku rindu, pak

Mengingat semua hal tentangmu membuatku kembali jatuh

Aku terbiasa denganmu

Dipeluk dan dicium dengan manja layaknya anak kecil

Aku masih ingin bertemu

Berkeluh kesah dan tertawa lagi bersamamu


Sungguh aku tersiksa, pak

Rindu ini sudah kehilangan tuannya

Tidak tahu dimana harus menepi

Hanya lantunan doa dalam tangisan yang bisa ku lakukan

Aku rindu, itu saja


Yogyakarta, 05 Desember 2020

10.45 WIB

Read More

Selasa, 20 Oktober 2020

Aku Ingin Menghilang

 Aku ingin menghilang

Aku ingin menjadi serpihan debu yang melayang dihempas angin

Lalu dilupakan dan tak kembali


Aku ingin menghilang

Menyatu dengan alam dalam diam

Memejamkan mata dan terbang bersama burung di udara bebas


Aku ingin menghilang

Mendekam mereka yang tak bisa diam

Membunuh kata yang terlontar tanpa permisi


Aku sudah lelah

Ingin lekas menghilang dan terlupakan


Yogyakarta, 20 Oktober 2020

11.06 WIB

Read More

Jumat, 25 September 2020

Aku, manusia biasa

 Beribu rencana siap dikibarkan

Namun segalanya terpatahkan atas dasar ketidaksabaran dan tuntutan

Aku hanya manusia biasa yang tidak bisa lepas dari kekurangan

Aku juga seorang pekerja yang memiliki caraku sendiri dalam bertindak


Aku bukan balita yang harus diajarkan bagaimana itu A, B, atau C

Bila memang tidak bisa untuk membantu

Mohon untuk tidak memberatkan


Semua usaha dan kerja keras terasa sia-sia

Tak ada apresiasi maupun sekedar senyuman bahagia

Tak bernilai semua yang telah ku lakukan


Karena bagimu, aku terlalu banyak kekurangan

Dan harus kau yang meluruskan agar tidak ada lagi kekurangan dari diriku

Tapi kau lupa, bahwa aku adalah manusia.


Yogyakarta, 25 September 2020

14.27 WIB

Read More

Rabu, 15 Juli 2020

Masih Menata Hati

Terlalu dini untuk menghadapi ini semua
Sepertinya aku tidak pantas berada di lingkaran ini
Batinku tersiksa, hatiku hancur
Dunia yang seperti ini bukan dunia yang aku inginkan

Pikiran-pikiran jenuh terus menekan batinku
Entah, apakah aku kuat sampai nanti berada di garis finish
Atau justru aku menyerah dan memilih berbalik arah

Habis air mata ini
Tak ada satupun yang ingin mengerti
Sebenarnya aku tidak tahu ingin menjadi apa aku ini

Hingga akhirnya memilih mencoba dan terjerumus di dalamnya
Aku ingin menyerah
Tak sanggup menaklukan rintangan dunia

Aku lelah...

Yogyakarta, 15 Juli 2020
05.49 WIB
Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

Description

Seorang istri, anak, kakak, adik, dan pendidik.

About Me

Foto saya
Perempuan biasa yang tak pandai bicara

Friendship

Pageviews

About

Untaian kata yang tak pernah henti terurai. Huruf-huruf yang tersedak di tenggorokan, menutup muka untuk keluar. Semakin dalam, semakin sulit diungkapkan. Lewat tulisan aku menyapamu, lewat tulisan aku bercerita dan lewat tulisan aku mengenalmu.