setiap harinya, waktu terus bertambah, begitupun rindu. ia terus bertambah, tak peduli sebesar apa aku menyediakan tempat untuknya, tak peduli bagaimana tersiksanya aku terjerat rindu. hei rindu, jika kau ingin tahu bagaimana rasanya aku dihantui olehmu, kemarilah, dekati aku, akan aku tunjukkan luka-luka ku karenamu.
Sanggupkah kau melihat luka-luka yang menganga ini? merahnya tak pernah padam, warna-warna gelap memenuhi lingkar luka ini. sudikah kau mengobatinya? hilangkan sedikit saja merahnya, agar aku tak merasa terlalu tersiksa.
jika kau sebuah batu, akan aku hancurkan kau berkeping-keping hingga menjadi butiran pasir yang hilang terbawa angin. jika kau sebuah air, akan aku teguk kau sampai habis tak tersisa. jika kau adalah hujan, aku akan berteduh agar tak setetespun darimu mengenai tubuhku. jika kau adalah petir, akan aku tutup telingaku rapat-rapat agar tak mendengar teriakanmu. namun sayangnya kau hanyalah rindu. hanya sebuah rindu. yang tak bisa ku hindari, yang tak bisa ku hancurkan, menutup mata agar tak melihatmu pun aku tak sanggup.
untukmu sang pengirim rindu, sedang apa disana? apakah kau juga merasakan rindu menggelayuti pikiranmu? sanggupkah kita bertahan bila terus rindu menghantam disetiap detiknya? mari kita saling menyelami rindu dengan doa.
Kebumen, 20 September 2016
20:35 WIB
Jangan bosan, ini masih tentang rindu
8:35:00 PM
No comments
0 komentar:
Posting Komentar